Kamis, 13 Desember 2012

REFLEKSI SAMBUT TAHUN BARU


Oleh: Drs. A. Syathori, M.Ag
Direktur Laziswa at-Taqwa Kota Cirebon /
Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon

A. Pendahuluan
Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan, sebagian besar umat Islam saat ini lebih mengetahui Tahun Baru Masehi (1 Januari), ketimbang tanggal 1 Muharram (bulan Hijriyah) yang merupakan tahun baru umat Islam. Bahkan kalau ditanya urutan bulan Masehi dengan bulan Hijriyah, lebih hapal bulan Masehi.
Lebih dari itu, yang lebih menyesakkan dada, pemahaman serta pola pikir mengenai Tahun Baru Islam ini, telah meracuni generasi muda Islam dewasa ini. Sehingga tak terlalu berlebihan, ketika perayaan Tahun baru Islam yang jatuh pada tanggal 15 bulan lalu yaitu bulan Nopember, sebagian besar umat Islam hanya berdiam diri dan tidak melakukan sesuatu yang istimewa dalam peristiwa akbar tersebut.
Kondisi ini berbanding seratus delapan puluh derajat, bila dibandingkan ketika kedatangan Tahun Baru Masehi. Ribuan bahkan jutaan manusia seantero dunia sibuk melakukan pesta pora menyambut pergantian tahun itu. Bahkan, berbagai acara turut memeriahkan kedatangan awal tahun itu yang sifatnya cenderung materialistis dan hedonis. Terkait dengan kurang gregetnya penyambutan Tahun Baru Hijriyah itu, dalam kesempatan ini, kita ingin menggugah kembali kesadaran umat Islam, khususnya kalangan generasi muda, agar tidak sampai abai dan melupakan norma-norma agama walaupun mereka penyambutan Tahun Baru Islam.
Menyongsong datangnya  tahun baru 2013 telah dipersiapkan di berbagai tempat, terutama di tempat-tempat wisata, tempat hiburan,  dan tempat-tempat umum lainnya. Berbagai pemangku kepentingan sibuk dalam mempersiapkan datangnya pergantian tahun baru, mulai dari pengelola tempat-tempat wisata, tempat-tempat hiburan, hotel-hotel, kepolisian, DLLAJ, dan bahkan para pedagang ikut kebagian rizki, dengan peningkatan penjualan barang-barang dagangannya. Kemacetan akan terjadi di berbagai titik, tempat di mana masyarakat akan merayakan datangnya malam tahun baru. Kawasan puncak misalnya, yang merupakan salah satu tempat pavorit  untuk merayakan tahun baru, sudah diantisipasi oleh pihak Polres Bogor  dengan akan diberlakukannya penutupan jalan baik dari arah Jakarta menuju puncak, dan dari arah Cianjur menuju puncak mulai pukul 19.00 WIB. tanggal 31 Desember 2012 sampai pukul 07.00 WIB pada 01 Januari 2013. Sementara di Jakarta, tempat yang paling pavorit untuk merayakan datangnya tahun baru adalah taman wisata Ancol, yang diprediksi akan kebanjiran pengunjung  mencapai 4500 orang, tidak ketinggalan juga di Kota dan Kabupaten Cirebon. 
Bebagai macam cara dilakukan orang untuk menyongsong datangnya tahun baru 2013, ada yang merayakannya secara besar-besaran, seperti : menggelar zikir akbar, pesta kembang api, meniup terompet, menggelar panggung hiburan, dan bahkan ada yang merasayakannya dengan penuh kesederhanaan, seperti : berkumpul-kumpul bersama teman di sekitar tempat tinggal mereka sambil membakar ayam dan kegiatan ringan lainnya. Hal yang paling penting perlu diingat dalam merayakan pergantian tahun baru, bukan seberapa besar atau sederhananya perayaan tersebut digelar, tetapi apakah perayaan tersebut diisi dengan kegiatan yang positif atau negatif..
B. Refleksi diri
Peristiwa yang terjadi pada tahun lalu, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan, tidak akan bisa diubah sedikitpun. Peristiwa yang baik, seperti kesuksesan yang kita raih atau keberuntungan yang kita dapat, bisa dijadikan motivasi untuk meningkatkan kinerja dan prestasi yang lebih baik di tahun yang akan datang. Sementara peristiwa yang buruk dapat dijadikan pelajaran, mengapa peristiwa itu bisa terjadi. Apakah kesalahan manusia atau takdir buruk yang harus kita terima. Kalau kesalahan manusia, peristiwa buruk itu tidak boleh terulang lagi di tahun yang akan datang, paling tidak ada upaya untuk meminimaiz kesalahan, dengan mengenali sebab-bebab mengapa peristiwa buruk itu bisa terjadi. Jika takdir buruk yang menimpa kita, kitapun harus mencari hikmah di balik peristiwa tersebut, dan kita harus yakin bahwa ada rahasia atau kasih sayang Allah yang kita tidak ketahui. Sikap sabar, tabah, dan ikhlas menjadi kunci untuk  menghadapi peristiwa tersebut. 
C. Harapan dan Do’a
Tahun baru membawa harapan baru. Harapan akan memperoleh sukses, harapan akan memperoleh keberuntungan, dan harapan akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Apa yang belum didapat pada tahun yang lalu kita berharap dapat kita raih pada tahun yang akan datang. Sikap optimis perlu kita kembangkan untuk menyongsong tahun baru, meskipun kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sikap optimis akan menjadi titik awal untuk memulai pekerjaan, dan menjadi sumber kekuatan untuk meraih sukses.
Karena tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui secara pasti, apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, maka do’a adalah merupakan sumber kekuatan untuk mengatasi ketidak pastian tersebut. Dengan do’a kita berharap dapat diberikan petunjuk dan jalan untuk meraih sukses dan kebahagiaan di masa yang akan datang. Kita tidak boleh mengabaikan do’a, karena mengabaikan do’a berarti sombong. Sikap yang tidak menghargai do’a akan menyebabkan seseorang menjadi orang yang sombong di kala sukses, dan akan mengalami tekanan jiwa (depresi) bila mengalami kegagalan. 
D. Bagian Akhir
Akhirnya, segala peristiwa yang terjadi pada tahun lalu, yaitu : peristiwa yang baik dapat dijadikan sumber inspirasi untuk peningkatan kinerja dan meraih sukses pada tahun yang akan datang. Sementara peristiwa yang buruk dapat dievaluasi untuk diperbaiki segala kekurangan yang terjadi. Mari kita songsong datangnya tahun baru 2013 dengan penuh gembira dan penuh optimis, dengan berbagai kegiatan yang positif, dan hindari kegiatan yang buruk, seperti pesta minuman keras, narkoba, seks bebas, perbuatan anarkis, dan lain sebagainya.
Tahun baru merupakan momen yang dinanti banyak orang, dimana setiap individu memaknai bahwa selesai sudah satu tahun berlalu dan kini saatnya menyambut tahun baru. Pergantian waktu yang telah berlalu dimaknai lain oleh banyak orang karena kemeriahannya. Makna itupun tercipta dari tradisi yang bergulir  dibenak kita karena lingkungan sekitar. Lebih dari itu, baik tahun baru Hijriyah ataupun tahun baru Masehi, keduanya mempunyai pemaknaan yang berbeda dari akulturasi budaya yang melingkupinya.
Banyak cara yang dilakukan oleh setiap insan manusia untuk mengapresiasi diri, baik itu dengan merenungi dan melakukan evaluasi selama setahun berlalu hingga dirayakan dengan hingar-bingar pesta kembang api yang terlihat mewah. Hal ini terjadi bukan hanya di Indonesia saja, tapi juga dilaksanakan hingga seluruh penjuru dunia. Beragam yang dilakukan oleh insan manusia. Saya rasa semua mempunyai kiat atau cara khusus untuk memperingati momentum akhir dari tahun 2011 ini. Tidak sedikit orang membuat planning untuk mengakhiri tahun 2011 menyambut tahun 2012, yang pasti usaha merupakan cara standar untuk membuka cakrawala baru di tahun baru. 
Momentum Refleksi
Sebenarnya pergantian tahun merupakan seremoni yang ada di setiap akhir tahun, hakikatnya merupakan upaya mengurai diri melalui refleksi dan memantapkan niat untuk melangkah kedepan dengan sebuah perubahan yang pastinya lebih baik dari sebelumnya. Evaluasi adalah kata yang pas untuk disematkan ditengah realitas kemeriahan manusia. Karena dengan melakukan introspeksi atas segala yang telah kita lakukan dan kita perbuat sebelumnya, kita memperoleh rumusan baru dari kesalahan yang pernah kita lakukan.
Kesalahan merupakan bagian dari kesadaran diri untuk mengoreksi apa yang telah kita lalui dan kita siap menyambut kesalahan dengan memperbaiki sikap agar kebaikan selalu menghinggapi kita. Introspeksi diri dari hal-hal yang buruk dan sia-sia menjadi penting. Entah kita lupa atau kita lalai dalam proyeksi aktifitas yang harusnya tidak terjadi, apapun itu tahun 2012 telah selesai tinggal hitungan hari atau minggu. Di awal saat kita mau memperlakukan diri agar bisa lebih hebat dan tegar dalam menghadapi kondisi esok yang tidak  bisa kita prediksi.
Coba kita tanyakan pada diri kita, apakah yang sudah kita lakukan selama satu tahun kemarin? Pastinya kita harus fair terhadap semuanya. Agar kita juga mampu membangun pijakan mau kemana dan apa saja yang ingin kita capai dari usaha selama ini. Siap atau tidak tahun 2013 sudah diambang pintu. Memasuki tahun baru kita harus membawa harapan baru, atau kita meruat kembali apa sebenarnya kebutuhan yang ingin kita capai dari target besar. 
Menjalin Tradisi Optimisme
Menyambut tahun baru 2012 esok hari, kita harus mampu membangun jiwa dengan semangat dan optimisme.  Disaat kita menyiapkan diri menyambutnya, dimana semua orang menanti dengan merayakannya melalui berbagai cara untuk menorehkan momen tahun 2013 ini.  Ada cara yang berbeda kita lakukan. Jalan atas pergantian tahun telah siap kita lampaui. Memang tidak mudah memulainya, banyak yang kadang sekedar memanfaatkan pergantian tahun hanya sekedar meramaikannya. Bahkan mereka melakukan tindakan untuk menuruti nafsu.
Ingat, hari ini dari sikap dan tindakan kita menentukan masa depan.
Sebagaimana yang disinyalir oleh Allah SWT.
            “ Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah SWT dan perhatikanlah diri apa yang telah kau lakukan untuk masa yang akan datang, bertaqwalah sesunggahnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian lakukan”
Semangat baru “kata baru” ditahun baru dengan tantangan baru untuk menyambut kehidupan baru.  Kalimat tersebut saya tulis dengan sederhana untuk bisa saya sampaikan kepada pembaca semuanya. Karena hidup ini seperti kita menuliskan coretan pena dari lembaran ke lembaran berikutnya di dalam buku dan di buku pun ada bab baru. Seperti itulah saya mengandaikan bahwa tahun baru merupakan menulis dengan bab baru untuk memulai coretan pena. Apa kita menempatkan diri sebagai pelaku utama, pemeran dalam cerita dalam buku tersebut.
Tinggal kita mau menjadi pemeran antagonis atau protagonis. Karena kita semua yang berhak menentukan cerita tersebut, lepas dari takdirnya Allah. Karena manusia merupakan hewan yang berfikir, sehingga kita akan memilih dari apa yang akan kita lakukan. Sehingga awal tahun adalah upaya kita memilih cerita baru dengan diksi kata yang berbeda dengan kalimat baru yang kita siapkan untuk menjadi cerita indah. Karena dengan torehan tindakan kita kita telah mencatat riwayat kita untuk bisa menjadi bagian agenda besar yang akan dibaca oleh banyak orang. 
Merubah Tindakan Untuk Keberhasilan
Mari kita tentukan posisi kita, apakah kita akan membiarkan cerita mengalir tanpa kita skenario mulai sekarang? Jangan sampai ending yang akan berlalu berlalu begitu saja. Kita adalah apa yang kita pikirkan, sehingga kita yang menentukan apakah kita hanya sekedarnya atau kita melaluinya dengan konflik atau masalah. Pastinya konflik atau pun masalah tersebut adalah masa lalu yang telah menjadi cerita dibab sebelumnya. Dibab ini “ tahun 2012” adalah cara baru untuk mengurai relasi dan realitas, kalaupun kemarin ada konflik dan masalah mungkin saja tahun ini kita layaknya selesaikan yang sempat tertunda.
Saatnya kita membawa diri untuk bangkit dan menyiapkan semuanya dengan lebih tertata dan terarah, berbuat baik hari ini adalah investasi kita dalam tindakan besar. Dalam sebuah ayat “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11. Makna dari ayat terebut kita tidak berarti hanya berdiam diri dan tidak berusaha, Hendaknya setiap manusia bersungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkan penghidupan. Hanya saja ia tidak boleh menyandarkan diri pada kelelahan, kerja keras dan usahanya, tetapi ia harus meyakini bahwa segala urusan adalah milik Allah, dan bahwa rizki itu hanyalah dari Dia semata.
Mari kita tata dan bangun impian baru, untuk mengantarkan diri kita menyambut 2013 agar bisa lebih baik nantinya. Impian itu perlu, untuk menuntun tindakan-tindakan kita supaya lebih tertata. Apapun impian anda, pastinya anda sudah siap bertarung menghadapinya. Menulis dengan catatan-catatan indah yang mampu menginspirasi banyak orang agar kita bisa memberi arti bagi semuanya. Selamat menyambut tahun baru 2013 dan mari kita siapkan yang terbaik untuk membuka lembaran-lembaran baru dihari esok yang lebih cerah. Karena kita semua adalah penentu dari apa yang kita ingin gapai esok hari.