Kamis, 19 Juli 2012

PENANTIAN YANG INDA


Oleh: Wahyudin, M.Pd.
(Sekretaris LAZISWA At-Taqwa dan Dosen IAIN SNJ Cirebon)

Muqodimah
Segala puji syukur milik Allah SWT., Tuhan semesta alam, harus selalu kita persembahakan kepada Sang Pencipta atas limpahan nikmat-Nya yang dianugrahkan kepada kita. Betapa besar kasih sayang yang diberikan kepada seluruh mahluk-Nya khususnya manusia. Allah selalu memperhatikan dan memenuhi kebutuhan kita manusia. Padahal jika kita introspeksi diri, betapa tidak pantasnya mendapatkan fasilitas hidup yang sangat lengkap dari-Nya. Seringkali kita melupakan berbagai pemberian-Nya, tak tau diri dan tak pernah bersyukur, astaghfirullah, semoga Engkau mengampuni sebesar apapun dosa kami ya Rabb,  Amiin. Shalawat dan salam ta’dzim kita persembahkan untuk kekasih-Nya, tauladan dan kebanggaan kita yang selalu setia menjalankan berbagai perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta membela umatnya dalam suka mau pun duka beliau adalah Nabi agung Muhammad saw.
Ada sebuah ungkapan yang tidak asing dibenak kita bahwa “menunggu atau menanti adalah perbuatan yang sangat membosankan bahkan menyebalkan”. Kenapa demikian? Apakah kita termasuk di dalamnya? Nampaknya ada beberapa penyebab orang mengatakan ungkapan tersebut; (1). Karena mereka tidak terbiasa menunggu (2). Yang ditunggu tidak terlalu istimewa. (3). Sabar belum tertanam dalam sifat mereka.
Pada dasarnya indah tidaknya sesuatu sangat bergantung pada sikap seseorang dalam menilai, menghadapi serta menjalani apa yang sedang terjadi padanya. Seorang Muslim harus belajar menikmati apa pun kehendak-Nya yang menimpa dirinya, sehingga hatinya tetap terjaga dari berbagai penyakit berbahaya yang menyebabkan kufur terhadap nikmat dan kehendak-Nya.  Jika hati manusia sudah terbina maka segala sesuatu akan tetap terasa indah. Ingatlah bahwa Allah SWT., menciptakan segala sesuatu yang ada di jagad raya ini tidak ada yang sia-sia, Semuanya indah, mempesona dan bermakna. Kebusukan dan kekotoran hatilah yang menghalanginya, Sehingga yang indah menjadi buruk, yang bermakna menjadi hampa. Mulai saat ini kita ubah pola piker kita supaya lebih baik dan terbiasa mensyukuri semua anugrah dari Allah SWT.

Menanti Bulan Istimewa
Ramadhan merupakan bulan yang mempunyai kelebihan dari bulan yang lain. Rasulullah saw., menanti tibanya bulan suci Ramadhan sejak bulan Syaban dalam doanya beliau memohon kepada Allah SWT., اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان"
" Ya Allah berkahilah Bulan Rajab danSyaban, serta sampaikanlah (usia) kami pada Bulan Suci Ramadhan”

Rasulullah saw., memeberikan tauladan bagi umatnya bahwa beliau menanti tibanya bulan istimewa itu minimal dari Bulan Rajab. Paling tidak ada dua makna yang bisa kita ambil dari doa tersebut, yaitu makna penantian dan ramadhan sebagai bulan istimewa.
Penantian bisa bermakna dan terasa indah apa bila dimenej dengan benar. Bosannya seseorang dalam penantian itu disebabkan karena ketidakmampuan memaknainya. Ingatlah , pada dasarnya kehidupan dunia adalah penantian manusia terhadap kehidupan akhirat kelak. Kesuksesan menggapai atau mendapatkan sesuatu yang dinantikan bergantung pada sikap dan perilaku saat dalam penantian. Andaikan kita ingin sukses dalam mendapatkan sesuatu atau sesorang yang kita nantikan, hendaknya memahami apa atau siapa yang kita nantikan? Bagaimana memberikan yang terbaik kepada yang dinantikan?
Apabila kita menanti orang yang kita sayangi, maka persiapkan diri kita agar saat bertemu nanti dirasakan istimewa dan penuh kebahagiaan. Begitu juga dengan penantian kaum Muslimin terhadap Bulan Suci Ramadhan harus benar-benar mempersiapkan diri secara maksimal dalam menyambut dan mengisi bulan tersebut.
Ramadhan adalah bulan istimewa, di dalamnya terdapat kebaikan, ampunan dan barakah, Allah memberkahinya dengan banyak keutamaan, diantaranya:
1.    Bulan Al Quran
Allah menurunkan kitab-Nya yang mulia sebagai petunjuk bagi manusia, obat bagi kaum Mukminin, membimbing manusia di jalan yang lurus, menjelaskan jalan petunjuk, diturunkan pada malam Lailatul Qodar satu malam di Bulan Ramadhan. Allah berfirman yang artinya:            
"Bulan Ramadhan itulah bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran yang menjadi petunjuk bagi manusia, dan menjadi keterangan- keterangan dari petunjuk itu dan membedakan antara yang hak dan yang bathil. Maka barang siapa diantara kamu melihat bulan itu hendaklah ia berpuasa." (Surat Al Baqoroh :185)
2.    Dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, dan terbelenggunya syetan.
Betapa indahnya Ramadhan bagi Umat Islam yang memahaminya. Allah SWT., memberikan support kepada Umat Islam untuk berlomba-lomba menyambut dan mengisi Bulan Ramadhan. Betapa tidak, perbuatan sunnah yang dilaksanakan di Bulan Ramadhan akan diapresiasi Allah sebagai ibadah wajib, apalagi ibadah wajib. Makna terbukanya syurga, tertutupnya neraka, dan terbelenggunya syetan di sana bukan berarti serta merta begitu saja, tanpa ada peningkatan amal dan Ibadah. Maksudnya, melalui momentum Ramadhan Allah SWT., memberikan reward kepada Umat Islam untuk meningkatkan segala amal ibadah dan muamalah mereka supaya lebih baik dan diridhai-Nya. Jika Umat Islam memahami dan mau mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya di Bulan Ramadhan, maka pintu neraka tertutup bagi mereka dan syetan pun terbelenggu.  Mereka tidak bisa bebas merusak manusia sebagaimana bebasnya di bulan yang lain, karena Kaum Muslimin sibuk dengan puasa, hingga hancurlah syahwat,  dan juga karena bacaan Al Quran serta seluruh ibadah yang mengatur dan membersihkan jiwa, Allah berfirman yang artinya:
"Telah diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang dahulu sebelum kamu, supaya kamu bertaqwa." (Surat Al Baqoroh :183)

Karena banyaknya perkataan amalan shalih. Rasulullah saw., bersabda yang artinya:

 "Jika datang Bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu syurga (Dalam riwayat Muslim : "Dibukakan pintu-pintu rahmat) dan ditutup pintu- pintu neraka dan dibelenggulah syetan."  (HR Bukhori (4/97) dan Muslim (1079)

Semuanya itu sempurna diawal malam bulan Ramadhan yang diberkahi, berdasarkan sabda Rasulullah saw., yang artinya:
"Jika telah datang awal malam bulan Ramadhan, diikatlah para syetan dan jin-jin yang jahat, ditutup pintu-pintu neraka tidak ada satu pintu pun yang dibuka, dan dibukalah pintu-pintu syurga tidak ada satu pun yang tertutup, menyerulah seorang penyeru : "Wahai orang yang ingin kebaikan lakukanlah, wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah, Allah mempunyai orang-orang yang dibebaskan dari neraka, itu terjadi pada setiap malam.  (Diriwayatkan oleh Tirmidzi (682) dari Ibnu Majah (1642) dan Ibnu Khuzaimah (3/188) dari jalan Abi Bakar bin Ayyash dari Al Amasy dari Abi Hurairah. Dan sanad hadits ini HASAN).

3.    Malam Lailatul Qodar
Lalatul Qodar adalah satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam ini hanya ada di Bulan Suci Ramadhan. Terlepas dari perbedaan pendapat tentang waktunya kapan, yang terpenting ini adalah kesempatan emas bagi Umat Islam untuk memacu diri dalam menyempurnkan ibadah, baik hablum minallah  maupun hablum minannas, sekaligus menjadikan keistimewaan Ramadhan atas bulan yang lain. Allah SWT., berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya kami telah menurunkan Al Quran pada malam Lailatu Qodar. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu adalah lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan ruh dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah malam itu sampai terbit fazar”. (QS. Al Qodr: 1-5).

Kehadiran Ramadhan adalah nikmat Allah yang luar biasa atas Umat Islam yang beriman kepada-Nya. Sesungguhnya jika satu nikmat dicapai oleh Kaum Muslimin mengharuskan adanya tambahan amal sebagai perwujudan rasa syukur kepada Allah, hal ini berdasarkan firman Allah setelah menceritakan sempurnanya nikmat bulan Ramadhan (yang artinya) :
"Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangannya, dan supaya kamu mengagungkan Allah terhadap sesuatu yang Allah telah menunjukan kamu (kepadanya) dan mudah-mudahan kamu mensyukuri-Nya." (QS Al Baqoroh : 185).
Wallahu”alambishowab.